Wat Pho, Wat Arun serta Asiatique kelanjutan #Day 6

Masih tetap ada di distrik Rattanakosin tepatnya di belakang Grand Palace, yakni Wat Pho disinilah bersemayam patung raksasa Buddha tengah berbaring, yang juga daya tarik wisata Thailand. Untuk meraih Wat Pho dari Grand Palace, saya penginnya menawar untuk naik tuk-tuk saja. Tetapi waktu itu, umumnya tuk-tuk telah diisi penumpang, ingin nunggu cemas kelamaan, hari itu kelihatannya beberapa turis tengah tumplek blek di Grand Palace serta hari telah mendekati sore. Agar tak menghabiskan waktu, pada akhirnya ingin tidak ingin, gerak jalan kaki lagi.

Wat Pho juga termasuk juga dalam daftar warisan dunia oleh UNESCO mulai sejak 2008. Nama resminya Wat Phra Chetuphon Vimonmangklararm (nama yang cukup panjang – seperti semut lagi berbaris). Biara ini adalah biara kelas kerajaan yang pertama didirikan, serta di dalamnya tersimpan abu dari King Rama 1. Ruang dalam komplek Wat Pho juga cukup luas (80. 000 m2).

Untuk masuk harus beli ticket seharga THB 100, sekalian berhadiah sebotol mineral water dingin, lumayan buat penyegar sesudah jalan kaki yang cukup melelahkan dari Grand Palace ke sini. Sesudah menyerahkan ticket, segera saja ngeloyor masuk ke Phra Vihara of The Reclining Buddha, bangunan besar tempat patung raksasa itu, pas disamping kanan pintu masuk.

Awalannya saat sebelum di bangun kuil, komplek ini adalah pusat dari evaluasi penyembuhan serta pijat tradisional Thailand, itu jua argumennya mengapa patung Buddhanya di buat dengan posisi yoga (berbaring), diluar itu juga adalah ” copy paste ” dari reruntuhan patung Buddha berbaring yang ada di Ayutthaya. Untuk di ketahui saja, kuil dengan patung Buddha tidur Ayutthaya pernah dihancurkan oleh serbuan tentara Burma di th. 1767. Kerap sekali, pelancong indo menyebutkan object wisata ini, patung Buddha tidur, walau sebenarnya sebenarnya ekspresi mata patung Buddha itu terbuka serta tak memejamkan mata seperti orang tidur, jadi lebih pas disebutkan patung Buddha berbaring. Tinggi patung 15 m serta panjangnya 43 m.

Di dalam ruang, karena sangat banyak pilar-pilar raksasa yang menyokong Phra Vihara ini, pengunjung tak dapat leluasa lihat utuh patung Buddha berbaring dari depan. Kami tak lama berputar-putar di sini lantaran hanya sebatas mau tahu saja tentang warisan budaya yang terdaftar di UNESCO ini, sesudah keluar dari Reclining Buddha, saya menukarkan ticket dengan sebotol air minum serta beristirahat sesaat.

Komplek wat pho yang cukup luas ini adalah satu dari kuil paling besar serta tertua di bangkok, serta adalah rumah untuk beberapa ribu patung Buddha terkecuali patung Buddha berbaring tadi.

Leave a comment